Pegagan (Centella asiatica) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat. Salah satu manfaat yang bisa didapatkan dari pegagan (Centella asiatica) adalah antibakterinya. Manfaat antibakterinya didapatkan karena pegagan (Centella asiatica) mengandung zat antibakteri, diantaranya adalah saponin, tannin, alkaloid, dan flavonoid.

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman liar yang mempunyai prospek cukup baik sebagai tanaman obat. Winarto dan Surbakti (2003) melaporkan pegagan telah ditetapkan sebagai tanaman obat tradisional sejak tahun 1884. Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turuntemurun, berdasarkan resep nenek-moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional (LIPI 2016). Obat tradisional bermanfaat bagi kesehatan sehingga penggunaannya terus meningkat karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya (Sastroamidjojo 1997; Winarno 1997; Noor dan Ali 2004; Susetyarini 2005; Besung 2009; Hasanah 2006). Pegagan tidak terlalu menyebabkan efek samping karena dapat dicerna oleh tubuh dan toksisitasnya rendah (Rusmiati 2007).
Pegagan mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti asiatikosida berupa glikosida, yang banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional atau jamu, baik dalam bentuk ramuan maupun sebagai bahan tunggal. Asiatikosida berkhasiat meningkatkan vitalitas dan daya ingat serta mengatasi pikun yang berkaitan erat dengan asam nukleat. Glikosida dan triterpenoid adalah triterpenoid asiatikosida turunan a-amirin (Brotosisworo 1979). Tanaman pegagan termasuk dalam 50 jenis tanaman obat utama. Kebutuhan simplisia pegagan untuk industri jamu mencapai 126 ton per tahun dan berada pada urutan ke-13 dari 152 jenis simplisia. Beberapa khasiat tanaman pegagan adalah sebagai obat lemah syaraf, demam, bronkhitis, kencing manis, psikoneurosis, wasir, dan tekanan darah tinggi, penambah nafsu makan, dan untuk menjaga vitalitas (Soerahso et al. 1992). Di samping asiatikosida, tanaman pegagan juga mengandung resin, tanin, minyak atsiri, sitosterol yang terdiri atas gliserida, asam oleat, linoleat, palmitat, stearat, sentoat dan sentelat yang berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Tanaman pegagan mengandung senyawa glikosida madekosida pada bagian daun dan tangkai daun dan senyawa tersebut memiliki efek antiinflamasi dan antikeloid. Senyawa vallerin terdapat dalam daun dan resin ditemukan dalam akar. Kedua senyawa tersebut memberikan rasa pahit atau mengandung asam pekat (Pramono 1992)
asam oleat, linoleat, palmitat, stearat, sentoat dan sentelat yang berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Tanaman pegagan mengandung senyawa glikosida madekosida pada bagian daun dan tangkai daun dan senyawa tersebut memiliki efek antiinflamasi dan antikeloid. Senyawa vallerin terdapat dalam daun dan resin ditemukan dalam akar. Kedua senyawa tersebut memberikan rasa pahit atau mengandung asam pekat (Pramono 1992) (antaranews)
Herba java merupakan salah satu herbal terstandar yang telah memiliki ijin edar bpom RI Dan Halal MUI, memiliki kandungan herbal antara lain temulawak,habbatussauda,pegagan dan sambiloto, dengan kandungan yang lengkap tersebut herba java mampu membantu seseorang untuk menjaga kesehatan dan imunitas secara alami dan tentu saja tanpa efek samping.
Kandungan daun pegagan pada herbal java menjadikan herbal ini cocok bagi siapa saja yang mempunyai msalah pencernaan, peredaran darah tidak lancar juga membantu memulihkan berbagai permasalahan kesehatan.
Pingback: Yuk Kenali Daun Pegagan dan Simak Manfaatnya bagi Tubuh - CV Jaya Natural Yogyakarta